MENYELAM
Menyelamlah
Daflan
terkadang aku memikirkan dan membayangkan pula, dimana kita akan bertemu?
Di
jalankah? Di rumah? Di sebuah acara atau di Rumah? Aah sudahlah terlalu banyak
angan akan berujung kesakitan bukan? Hahaha
***
Masih
menyambung persoalan mawar yang ku temukan dengan warna yang begitu sangat
menggodaku dan selalu menarik perhatianku, tapi sayang durinya tak seindah
warnanya. Beberapa minggu yang lalu aku menemukan luka lamaku yang teramat
dalam, mungkin ini akan terdengar lebai di telingamu Daflan, tapi ini memang
benar apa yang sedang ku rasakan.
Hari
itu untuk pertama kalinya dia menusukan durinya langsung di pusat kehidupanku.
Aaarrggghh, sakit bukan kepalang yang kurasakan, begitu halusnya dia menusukan
durinya hingga aku benar-benar tak sadar ketika dia mengambil ancang-ancang
untuk menusukku, sontak aku menjerit kesakitan, tes tes tes air mataku
bercucuran hingga terisak dalam kerumunan.
Mungkin
di sini kau akan memarahiku, aku mengeluarkan begitu banyak tenaga hanya karena
tertusuk duri mawar yang dulu sempat ku banggakan padamu. Bukan itu sebenarnya
yang menyakitiku, bukan persoalan bagaimana aku jatuh pada keindahannya tapi
pada kennyataannya aku sudah benar-benar jatuh dalam keindahannya bahkan aku
sudah terlanjur menyukai dan segalannya tentangnya, hanya satu bagian yang
memang benar-benar belum berani aku menyentuhnya yaitu Duri, yang mana dia
telah menusukan tepat pusat kehidupanku yang teramat sensitif sebelum aku menyentuhnya .
Hingga
kerabatmu datang Daflan malam itu
menyaksikan aku terisak dalam balutan duri yang masih menancap dalam tubuku.
Kau tau Daflan dia hanya mengatakan “
menyelamlah Alena, semakin dalam menyelammu akan semakin banyak temburu
karang yang lebih indah dari mawarmu, sekarang pulanglah lunakkan duri itu dengan energi positifmu, dengan sendirinya duri itu akan lunak, sembari kau menyelam semakin
dalam dan semakin dalam, akan banyak hal yang kau dapatkan nantinya dan kau
akan menemukan satu titik untuk kau bersemayam Alena”.
Malam
itu aku segera bergegas pulang dan berusaha melunakkan duri yang bersemayam di
pusat kehidupanku.
Komentar
Posting Komentar