Abal Abul 2
“Selamat pagi…..”
Sepertinya
fajar dari arah timur itu menyapaku di pagi ini. Hari ini akan cerah sepertinya mungkin energiku akan di serap oleh teriknya
mentari di siang hari nanti.
“Kri.....ng”suara itu mengagetkanku ternyata
handphoneku berdering,
ada pesan masuk, aku pun bergegas membukanya. Yah ternyata itu dari kawanku Senja, dia bertanya
“sudah
bangun kah?”
“sudah
Senja”. Balasku
“mau
kemana hari ini?”. Tanyanya
“entah,
saya ikut sajalah, ini kan bukan kotaku (membalasnya ketika ia berada di kotaku)
nanti aku yang ke situ” jawabku lagi
“oke”
jawabnya singkat
Hari itu mulailah pertualangan.
Kami berjalan tanpa arah dan tujuan mau kemana sebenarnya, tiba-tiba ia
mengajakku untuk berkunjung ke sanggar-sanggar yang belum pernah aku kunjungi,
yah walaupun itu hanya sebentar saja, dan hanya menanyakan novel yang aku cari itu yang ada
dimana, maklum novel yang aku
cari, novel yang lumayan sudah lama sekali, buku-buku
yang aku cari tergolong buku yang sudah lawas. Setelah kami bertanya-tanya
panjang lebar, akhirnya kami beranjak pergi , dari salah satu sanggar
Teater untuk melanjutkan perjalanan
mencari buku itu.
Dan sampailah di tempat buku tersebut, tempat itu
bukanlah sebuah mall atau pun toko
buku yang besar namun tempat itu merupakan tempat jual buku-buku KW tempat
tersebut seperti toko
kecil yang berjejer di pinggiran jalan, tidak banyak memang jumlahnya, namun
peminat pembeli di situ lumayan banyak (iyalah
murah,mana ada orang yang menolak barang murah (kira-kira begitu pikirku)).
Saat itu tiba-tiba dia mengatakan bahwa dia akan meninggalkanku di sini dulu,
karena dia mau menjemput temannya dulu. Yaah..walaupun aku sedikit tidak percaya dengan
tempat baru, tapi akhirnya aku minta di turukan di tempat penjual buju yang
penjualnya wanita atau pun ibu-ibu dengan alasan takut di godain hahaha (emang
siapa yang mau godain lau)mungkin pikirnya begitu hahha. Astaqfirullah su’uzon aku, maapin ya Allah.
Dia pun melaju
dengan kendaraannya setelah menurunkan sesuai
dengan pintaku. Di situ aku mulai mencari buku satu persatu ku tekuni melihat judul, pengarang layaknya orang benar yang
mencari buku dan ternyata buku itu sudah lama tidak
ada. Alih-alih buku yang ku cari taka dan
akhirnya saya mencari buku lainnya. Akhirnya
mendapatkan buku yang menarik perhatianku dengan harga yang murah dengan 5 buku
seharga 56.000, aku tertarik juga
sebenarnya dengan buku trialogi pram sebernya aku telah membelinya beberapa
bulan lalu, ku tanyakan berapa harganya, sang penjual menjawab murah neng Cuma 85.000,
waaooow luar biasa sekali, sial sekali beberapa bulan lalu aku membelinya
dengan harga 160.000. Setelah itu lama aku
menunggu si kakak ini, hpku tiba-tiba bordering
“Alena kamu sehat di situ aman?
Ngak ada yang nganggu kan?
Memang sebelumnya
aku sempet berpesan denganya jangan lama-lama ya,
karena aku takut di goda-goda,
soalnya ini adalah tempat yang masih asing buatku. Jadi wajarkan?
“yes, aku aman-aman tenang
aja” sahutku
“
maaf ini aku masih agak lama soalnya
orang yang aku jemput belum nonggol-nonggol” kabarnya
“
iya santai aja, aku
masih menikmati banyak buku di sini kok”.
Jawabku
Dimatikanlah handponenya….
Tik tok
tik tok lumayan lama ada
lebih dari 30 puluh menit Senja
ini belum juga menampakan dirinya. Tidak lama kemudian
akhirnya datang juga saat itu aku
sedang serius membaca buku, tiba-tiba ada
suara
memanggil
“uust
ust…” memanggilku
“heii..
sudah lama kah? sabar
(aku masih melanjutkan
membaca sebantar)” sahutku
“masih
betah apa di sini? Sudah dapat bukunya?” tanyanya
“oh
ayo ayooo, ndak ada bukunya” jawabku
Akhirnya kami bergegas
pergi. Di perjalanan dia bertanya
“
mau kemana kita? Kalo ke
kali biru jauh dan takutnya hujan” katanya
Sebelumya memang dia ingin mengajaku ke kali biru, tapi
banyak yang di takutkan akan cuaca. Memang pada saat
itu langit Nampak hitam, kami tetap berjalan menuju kali
biru. Eetttss tiba-tiba ide muncul di
lampu merah malioboro, dan tiba-tiba dia membelokan kendaraannya kearah kanan.
“aku
tahu tempat yang enak buat
ngobrol dan bersantai” katanya
“dimana
itu?” tanyaku
“gunung
api purba. Bagus di sana tempatnya, belum pernah kan kamu?” katanya
“ayooo
(dengan rasa penasaran)” kataku
Kami melajukan kendaraan yang kami tumpangi menuju
wonosari…
Akhirnya tiba di tempat yang kami tuju, saat itu dia
menunjukan d hadapanku,
“lihatlah depanmu ada apa”.
Katanya
Saat itu di depanku terlihat bebatuan yang tinggi menyerupai tebing
“waaaooowww
cantiknya, indahnya” kagumku
Saat itu betul-betul aku menikmati apa yang aku
lihat, betapa indahnya alamku
ini
“kamu
mau naik atau hanya ke danaunya?” tanyanya
“kalau
naik berapa lama? Kalo di danau enak engak? tanyaku balik
“kalo
di danau juga enak, tapi kalo nanti kita lihat orang di puncak pasti kita ingin
dan penasaran kesana” jawabnya
“ya
sudah kita naik saja”.
Jawabku
Sebelum kami menelusuri kaki gunung hingga puncak,
tak lupa kami mengisi kampung
tengah (perut) terlebih dahulu. Akhirnya kami singgah di satu warung kecil yang
ala kadarnya, kami memesan mie rebus + telur. Kami makan dengan lahap dan
sangat menikmatinya.
Akhirnya pertualangan di mulai, setelah makan kami
langsung bergegas
jalan memasuki area pendakian, ini
pendakian keduaku setelah sekian lama tak pernah aku mendaki dan olahragapun
tidak pernah, sehingga hal tersebut sangat menyulitkanku.
Jreng jreng…….
Belum sampai ke pos 1 aku sudah kelelahan, kaki sudah mulai berat. Ooohh tidak
seperti yang ku bayangkan ternyata medan yang di tempuh sangatlah luat biasa.
Melewati bebatuan yang mengharuskan kami naik turun. Sampailah di pos satu aku meminta untuk berhenti
sebentar karena kaki sudaah merasa sangat lemah.
“kalau
berhenti nanti malah kerasa banget capeknya, ayooo jalan” katanya sambil terus
melangkah
Tanpa bicara aku pun mengikuti dia “dari pada aku
ketinggalan jauh dan tak tau jalan”(pikirku). Kami terus-terus berjalan, hingga
sampai kami melewati seperti goa tapi bukan, jadi yang kita lewati adalah sela
di antara dua batu besar dan aku
akui disinilah tempat yang aku suka karena dingin rasanya. Setelah keluar
melewati jalan lorong kecil itu sampailah ke pos 3, pos 3 merupakan pos
terakhir. Aku selalu bertanya pada Senja.
“masih
jauh kah ini kah?.
Tanyaku
“
ayoo sebentar lagi sampai kok, itu puncaknya sudah terlihat”. Katanya
“yah
dari tadi kita masih di bawah pun sudah terlihat” cetusku
“hahahahaha
sebentar lagi, ayoo masa ndak kuat sih” katanya sambil memberi semangat
“iyaa,
ayoo semangat Na (Alena)!
dasar lemah, lama-lama kau tak berguna nanti” kataku sok menyemangati diri
sendiri
Saat itu aku sudah bermandian keringat. Oh keringat
kau keluar seperti air terjun di tubuhku.
Tapi aku selalu meminta Senja untuk berhenti
sebentar, sangking gregetnya dia
atau jengkel kah melihatku yang berjalan lamban dan sering
berhenti, akhirnya di tariklah tanganku dan dia terus melangkahkan kakinya.
Dan sampailah di tempat camp, kami di situ istrahat
sebentar sekitar 3 menitan, setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami dan
akhirnya kami sampai di puncak 1, di situlah banyak cerita kami. Kami beristrahat dan
tiba-tiba dia mengajakku untuk mendaki puncak yang sesungguhnya tapi karena aku
sudah capek dan sudah enak di sini,
aku pun menolaknya.
“aku
mau di sini aja, lelah ih”
kataku
“okok, kita di sini” katanya
bersambung.....
Komentar
Posting Komentar