doa untukmu


Hai.
Aku tidak tau bagaimana Tuhan menciptakan laki-laki sepertimu. Mungkin dia merangkaimu seperti kami manusia merangkai permainan Lego. Entahlah. Tuhanlah yang mengerti dan mewujudkan semua imajinasinya sehingga terbentuklah lelaki sepertimu, mungkin denganku juga. Ibu dulu sering bercerita bahwa Tuhan adalah pemilik semesta ini. Hanya dengan mengucapkan kunfayakun semua itu akan terjadi sesuai dengan kehendaknya.
Aku pikir seperti hari ini, Tuhan mengatakan kunfayakun  untuk kehidupanmu, semoga saja benar Tuhan selalu ada di sisi baikmu. Aku tidak tau pasti kau sudah menyisihkan waktumu untuk mengucap syukur padanya atau belum sama sekali, semoga saja sudah.
Ibarat bumi ini yang hingga sekarang masih menjadi perdebatan ilmuwan dan para sahabatnya yang memperdebatkan bahwa bumi itu datar atau bulat seperti  yang tergambar di bola dunia di sekolah dasar hingga SMA, seolah itu menjadi pemandangan yang memaksakan kita untuk melihatnya tiap kali pelajaran IPS.
Kau tau aku mengibaratkan hidup di alam ini seperti perdebatan bumi bulat atau datar, para ilmuwanpun masih berusaha membuktikan, jika kau sering membuka youtube ada siaran langsung (NASA LIVE) yang memperlihatkan bagaimana di luar bumi kita guna untuk membuktuikan bahwa bumi ini bulat atau datar. Dan tak tau hal itu akan berhenti sampai mana apa kah bumi benar datar atau memang bumi ini benar-benar bulat sesuai yang kita pelajari di mata pelajaran IPS di SD.
Kau binggung bukan aku tiba-tiba membicarakan bumi kepadamu sayang? Pikiran itu hanya menghampiriku sejanak ketika pagi tadi aku tak sengaja menatap langit-langit kamarku, lalu ada aku dan kau, bagaimana kita bisa kita menyusun jalan bersama, secara tidak di sengaja, jika kita ingin menghitungnya mungkin kita sudah menghasilkan jalan berpuluh-puluh Km atau bahkan ratusan. Entahlah waktu pun terus berjalan hingga sampai detik ini pun kita masih banyak kekurangan bahan untuk membangunnya, yang aku dan kau juga tidak tau mau seberapa panjang jalan yang akan kita bangun, mungkin akan seperti bumi yang tak ada ujungnya (cerita sewaktu kecil) jalan yang kita bangun ini atau kah hanya tinggal beberapa Km saja, aku dan kau tak tau, hanya pemilik semesta ini mungkin yang tau.  
Tepat pukul 03.00 dini hari aku berusaha menutup mataku dan  berharap aku dapat terjaga dalam lelapku. Tapi tidak, ternyata  raga dan pikiranku tak mengijikan aku untuk terjaga dalam lelapku. Sungguh keterlaluan bukan. Pukul 05.30 aku terbagun dari lelapku. Sudah lama aku tak merasakan seperti ini, mungkin ada 2-3 bulan aku selalu menjaga lelapku dengan baik. Aku rasa langit-langit kamarku mempunyai banyak cerita yang ingin ia cerita padaku. Iya sayang, dia banyak menceritakan hal padaku, mulai dari putih hingga sarang laba-laba yang betah menyambanginya di tiap akhir bulan, begitu pun dengan dinding yang mengelilingi dia, dari dinding berwarna putih hingga dinging yang hidup dengan banyak keresahan yang di tinggalkan pemiliknya, sampai-sampai ia tak mengenal putih dalam dirinya, siapa dia? yang ia liat saat ini dalam tubuhnya adalah warna warni spidol, cat hingga pensil dan bolpoin yang meriahkan tubuhnya. Sungguh hina bukan si pemilik meninggalkannya dengan banyak noda yang ia tinggalkan begitu saja.
Sayang, pernahkah kau berfikir kenapa kita tak terdiri dari putih saja, tak ada hitam, kuning, merah dan bahkan abu-abu warna yang tak jelas pengikutnya siapa, mungkin hanya orang-orang yang tak ada tujuan dalam hidupnya. Entahlah, jika kita hanya terdiri dari putih mungkin tak ada kau dan aku di semesta ini dan tak ada insan saling mencari tulang rusuknya untuk kembali, seperti halya kita.
Oh iya, khusus hari ini aku ingin memanggilmu sayang, semoga kau senang, jika tidak gantilah sendiri dengan sesukamu.  Kau tau sayang, tiba-tiba aku berfikir bahwa sewaktu-waktu semesta akan jatuh cinta terhadapku ataupun kepada kau, sewaktu-waktu aku bisa direbutnya darimu dan begitu sebaliknya. Sepintas ini tidak mungkin,  menurutku ini mungkin saja terjadi. Jika semesta telah jatuh cinta pada seorang insan tak ada yang bisa menghalanginya untuk tidak jatuh cinta padanya dan insanpun harus mengikhlaskan hati dan seluruh cintanya untuknya, bukan begitu? Maka itu aku ingin kita selalu mengucap syukur hingga saat ini semesta blm menjatuhkan hatinya pada kita, tapi entah hari esok. Hal ini layaknya Cinta, seperti Khalil Gibran mengatakan “cinta adalah mesteri yang akan kita jalani hari ini, esok, dan kemudian hari “ sama halnya keberadaan kita sayang.
Aku tidak tau berucap syukur yang seperti apa, Tuhan telah menciptakan lelaki sepertimu yang sabar dengan amat menghadapi aku, menungguku hingga tak tau berujung bagaimana, yang ku tau saat ini kita sedang membangun jalan untuk menyamakan tujuan. 50 juta lebih laki-laki di dunia ini dan Tuhan menyelipkanmu dalam karyanya. Semoga saja tak ada lelaki yang lebih darimu di mataku dan perempuan yang lebih dariku di matamu.
Amin.
Semoga kau selalu di restui Tuhan dalam segala hal baik yang lakukan.
Selamat menua sayang.
Salam: kekasihmu
Teruntuk , Kekasihku



Kekasihku,
Jika mataku memudar, lanjutkan perjalananmu.
Kala hidupku di selimuti hitam jangan kau siram putih padaku,
Karena aku tak ingin menjadi bayang abu-abu sepanjang hidupku.
: D.K. Ratna Sari












  

Komentar

Postingan Populer